-
April 28, 2025, 4:58 pm

Sedikit Lapar? Ini Tanda Usus Kamu Sedang Membersihkan Diri

Sedikit Lapar? Ini Tanda Usus Kamu Sedang Membersihkan Diri

Disclaimer:

Manfaat ini berlaku jika pola makanmu sudah sehat. Itu artinya kalori, protein, lemak, karbohidrat, dan serat sudah cukup. Jika rasa lapar muncul karena pola makan yang penuh cemilan seperti gorengan, kue, atau makanan olahan, itu bukan tanda baik. Pola makan perlu diperbaiki dulu agar tubuh dapat nutrisi yang cukup.


Sedikit Lapar Itu Baik untuk Tubuhmu

Merasa lapar sedikit sering membuat kita buru-buru makan. Tapi tahukah kamu? Sedikit lapar sebenarnya punya banyak manfaat. Bagi usus, ini adalah saat penting untuk melakukan pembersihan dan perbaikan.


1. Usus Membersihkan Diri

Saat kamu lapar, tubuh memberi waktu pada usus kecil untuk bekerja. Ini disebut Migrating Motor Complex (MMC).
  • MMC adalah gelombang yang menyapu sisa makanan dan bakteri dari usus kecil ke usus besar.
  • MMC hanya bekerja ketika perut kosong selama 3-4 jam.
Jika kamu terus makan atau ngemil, MMC berhenti bekerja. Tanpa MMC, bakteri jahat bisa tumbuh berlebihan di usus kecil. Ini bisa menyebabkan:
  • Perut kembung
  • Diare atau sembelit
  • Gangguan penyerapan nutrisi
Jadi, sedikit lapar memberi waktu usus untuk bersih dan sehat.


2. Bakteri Baik Lebih Aktif

Di dalam usus, ada dua jenis bakteri utama:

1. Bakteri baik (probiotik): Mendukung pencernaan, metabolisme, dan menjaga kesehatan dinding usus. Contohnya:
  • Bifidobacterium
  • Lactobacillus
  • Akkermansia muciniphila
2. Bakteri jahat (patogen): Bisa menyebabkan peradangan dan gangguan pencernaan jika jumlahnya berlebihan. Contohnya:
  • Clostridium perfringens
  • Escherichia coli (strain tertentu)
  • Desulfovibrio spp.


Apa yang Terjadi Jika Kamu Terus Makan?

Jika kamu makan terus-menerus tanpa memberi jeda (misalnya ngemil setiap 1-2 jam):
  • Bakteri jahat mendapat makanan: Bakteri patogen menyukai makanan tinggi gula, karbohidrat olahan, atau lemak jenuh. Ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebihan.
  • Fermentasi berlebihan terjadi: Bakteri jahat akan memfermentasi sisa makanan di usus kecil. Ini menghasilkan gas seperti hidrogen sulfida (H₂S) atau metana, yang memicu kembung, gas berlebih, dan diare.
  • Keseimbangan microbiome terganggu: Jumlah bakteri baik menurun, sementara bakteri jahat berkembang biak. Ketidakseimbangan ini disebut dysbiosis.


Apa yang Terjadi Saat Kamu Beri Jeda Makan?

Ketika kamu berhenti makan selama beberapa jam dan membiarkan tubuh merasa sedikit lapar, ini justru memberi waktu bakteri baik bekerja lebih efektif. Berikut teknisnya:

A. Bakteri Baik Menggunakan Serat Sebagai “Makanan” Bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus memakan serat prebiotik yang tersisa di usus besar (serat dari makanan seperti sayuran, buah, atau biji-bijian).
  • Dalam proses ini, bakteri baik memfermentasi serat untuk menghasilkan Short-Chain Fatty Acids (SCFA), seperti:
  • Butirat: Memberi energi untuk sel-sel usus dan memperkuat dinding usus.
  • Asetat dan Propionat: Mengurangi peradangan dan mendukung metabolisme tubuh.

B. SCFA Menghambat Bakteri Jahat
  • Butirat menciptakan lingkungan asam di usus besar. Kondisi ini tidak disukai bakteri jahat, sehingga pertumbuhan mereka terhambat.
  • SCFA juga memiliki efek anti-inflamasi, membantu menekan peradangan yang sering disebabkan oleh bakteri patogen.

C. Perbaikan Dinding Usus Dengan jeda makan, bakteri baik membantu memperbaiki dinding usus yang mungkin rusak karena peradangan. Ini mencegah kondisi seperti leaky gut, di mana racun dan partikel makanan bocor ke aliran darah.


3. Tubuh Memasuki Autophagy


Ketika kamu merasa lapar atau dalam defisit kalori, tubuh akan memulai proses autophagy.
  • Autophagy adalah proses di mana tubuh membersihkan sel-sel yang rusak. Sel ini didaur ulang untuk membuat komponen baru.
  • Hasilnya? Jaringan tubuh lebih sehat dan peradangan berkurang.
Banyak yang mengira autophagy hanya bisa dicapai dengan puasa intermiten (IF). Padahal, defisit kalori juga bisa memicu autophagy jika dilakukan secara konsisten dan sehat.Manfaat Autophagy untuk Usus:
  • Memperbaiki dinding usus yang rusak
  • Mengurangi risiko peradangan kronis
  • Mendukung regenerasi sel-sel baru


4. Hormon Ghrelin: Bukan Musuh Tubuh

Rasa lapar terjadi karena peningkatan hormon ghrelin. Walau sering disebut "hormon lapar," ghrelin punya manfaat besar:
  • Membantu gerakan usus agar pencernaan lancar.
  • Memicu hormon pertumbuhan untuk memperbaiki sel tubuh.
  • Mengurangi peradangan di usus dan tubuh.
Jadi, hormon ghrelin bukan musuh. Ini adalah cara tubuh memberi tahu bahwa usus sedang bekerja.


Bagaimana Cara Mendukung Proses Ini?
Untuk mendapatkan manfaat rasa lapar, ikuti langkah berikut:
  1. Berikan Jeda Makan 3-4 Jam Hindari ngemil agar MMC bekerja optimal.
  2. Pilih Makanan Kaya Serat Konsumsi sayuran hijau, pisang, atau kefir. Produk seperti BloomLab juga bisa membantu dengan kandungan prebiotik dan polifenolnya.
  3. Kalori Defisit yang Sehat Jika ingin mencoba autophagy, pastikan tubuh tetap mendapat nutrisi yang cukup. Fokus pada makanan utuh yang sehat.
  4. Jangan Makan Sebelum Tidur Beri jeda 2-3 jam setelah makan malam agar usus punya waktu untuk membersihkan diri.


Kesimpulan: Sedikit Lapar Itu Baik untuk Usus

Merasa lapar sedikit bukan hal buruk. Ini adalah tanda bahwa:
  • Usus sedang melakukan pembersihan alami dengan MMC.
  • Bakteri baik bekerja lebih aktif untuk menjaga kesehatan usus.
  • Tubuh memulai autophagy, yang memperbaiki sel-sel rusak.
  • Hormon ghrelin membantu pencernaan dan perbaikan jaringan tubuh.
Dengan pola makan sehat dan jeda makan yang cukup, rasa lapar akan menjadi sinyal kebaikan untuk tubuhmu. Jadi, tenang saja jika sedikit lapar – itu tanda ususmu sedang bekerja!
Blog Post Lainnya
Metode Pengiriman
-
-
Contact
0822-77-818818 (WA)
support@ksrgroup.id
PT. Kuat Surya Raga JAPFA Tower II Level 12 Jl. Panglima Sudirman Kav. 66-68 Kel. Embong Kaliasin, Kec. Genteng Surabaya, Jawa Timur 60271
©- 2025 BloomLab. All Rights Reserved.